07 March 2011

HILANGNYA DOMINASI AMERIKA DI TIMUR TENGAH

Assalamualaikum..

Sejak akhir-akhir ini sikap para kepimpinan Amerika dalam menghadapi kebangkitan rakyat Mesir dan Tunisia mengingatkan perilaku mereka terhadap Revolusi Islam rakyat Iran pada tahun 1979. Tepat 32 tahun yang lalu hari-hari ini para pejabat AS kelabakan mengikuti perkembangan Iran. Pada saat-saat itu, langkah terakhir yang dapat dilakukan adalah pertama menyelamatkan Shah Pahlevi dan menyerahkan pemerintahan kepada tokoh boneka mereka.

Hari ini, situasi Tunisia dan Mesir sama seperti Iran. Pasca penaklukan secara mutlak Amerika atas para penguasa diktator dan korup, tiba-tiba mengumumkan bahwa pemerintah harus melakukan reformasi dan perubahan. Lebih menarik lagi, segala bentuk reformasi yang diusulkan tidak memuaskan rakyat dan pada akhirnya mereka terpaksa memikirkan pilihan yang diinginkan, bahkan para jenderal ditugaskan untuk melakukan kudeta. Sekalipun dalam Revolusi Islam para pejabat Amerika lebih terkesan berhati-hati, namun secara umum perilaku mereka tidak ada bezanya.
Noam Chomsky, salah seorang pengkritik Amerika mengatakan, "Ketika Amerika melihat para diktator yang dekat dengan AS bakal lengser, maka kebijakan seperti biasanya yang akan diambil. Ketika kekuasaan diambil dari pribadi-pribadi seperti ini dan militer tidak mampu menguasai situasi, tiba-tiba AS berubah dan mengambil sikap 180 darjah celcius." Menurutnya, dalam senario seperti ini AS  kebiasaannya akan berpihak kepada rakyat. Dengan cara ini, mereka dapat mengembalikan kekuasaan lama dengan wajah baru.

Kestabilan politik dan perlindungan kepentingan AS dan Israel, ekspor minyak dan mencegah pengaruh komunis Uni Soviet merupakan variabel yang menentukan strategi hubungan Amerika dengan Iran. Selain masalah minyak dan pengaruh komunis, seluruh faktor yang ada sama antara Iran dan Mesir. Artinya, prioritas utama AS di Timur Tengah sebenarnya bukan masalah demokrasi, tapi apa yang penting bagi AS adalah kestabilan negara-negara dilanda krisis demi membantu  impian dan matlamat tersirat mereka.

Di Iran, Amerika berusaha secara agresif untuk menidakkan usaha Iran dalam pembangunan teknologi sejata nuklear , sementara di Mesir, tidak pernah ada tekanan dari pihak AS kepada pemerintah untuk menerapkan kebebasan politik dan reformasi demokrasi. Justeru itu,  rejim Mohammad Reza Pahlevi dan Hosni Mubarak dengan tenang menumpas gerakan rakyat yang menuntut diberlakukannya demokrasi di negara ini dan melanggar Hak Asasi Mesir (HAM). Hal ini dilakukan dengan satu kepastian dari AS bahwa hubungan mereka dengan Washington tidak menimbulkan sebarang bermasalah.

Seperkara lagi yang patut diperhatikan adalah standard  Amerika dalam soal HAM dan demokrasi di Timur Tengah. Nilai-nilai HAM dan demokrasi berada di bawah keuupayaan melindungi kestabilan dan kepentingan AS di kancah mata pemimpin seluruh dunia. Iran di masa Shah dan periode saat ini Mesir merupakan dua contoh dari kebijakan standar ganda ini.

Dalam pada itu, Jabatan Luar Negeri dan Agensi Perisikan Amerika juga tampaknya terkejut atas peristiwa yang terjadi di Mesir yang memiliki kesamaan dengan Iran. Sebelumnya mereka beranggapan bahwa pemerintah Hosni Mubarak cukup kuat. Ini pandangan yang sama dikaitkan dengan kekuasaan Shah Pahlevi. Ketika rakyat Iran di tahun 1979 mulai bangkit, pihak CIA kebingungan yang teramat sangat. Pada awalnya mereka melihat ketidakstabilan yang terjadi hanya sementara dan berpendapat bahawa Shah dapat mengembalikan keamanan semula di negara berkenaan.
 
Namun disebabkan perubahan yang terjadi teralu drastik menyebabkan  Amerika segera berusaha mencari jalan penamat yang akhirnya menemui jalan kegagalan. Pada awalnya mereka berusaha memperkuat Shah dan lewat sejumlah reformasi politik dan mengganti sejumlah pejabat dengan harapan situasi lebih tenang.

Faktanya, sekalipun AS berusaha dengan segala macam cara untuk menstabilkan dan memperluas kekuasannya di kawasan Timur Tengah, tetapi transformasi terbaru di Tunisia, Mesir, Yordania, Yaman bahkan di Arab Saudi menunjukkan isyarat bahawa kawasan berkenaan sudah berjaya keluar dari cengkaman tersirat Amerika.

Artikel berkait

No comments:

Post a Comment